Ada yang miris dari budaya di Indonesia. Setelah sekian lama menjadi jati diri bangsa, ternyata sejumlah budaya mulai tergerus zaman. Seperti yang akan kita bahas kali ini, yakni budaya-budaya yang ada di Tuban.
1. Gulat Pathol
Gulat Pathol merupakan salah satu tradisi budaya bagi nelayan di pesisir utara wilayah Kabupaten Tuban. Seperti halnya gulat lain, pathol mempertandingkan dua orang di tengah arena. Arena pathol biasanya berupa pasir karena itu sering dimainkan di pantai. Kedua atlet pathol hanya mengenakan celana pendek dengan selendang/tali terikat dipinggang. Pegulat yang menang adalah yang berhasil menelentangkan lawan hingga punggungnya menempel di pasir.
Sayangnya minat dari masyarakat untuk budaya ini mulai sirna. Meskipun sebenarnya Pemkab Tuban pernah memasukkan Gulat Pathol ke salah satu agenda wisata. Mirisnya, tidak dapat bertahan lama.
2. Sandur
Ini adalah salah satu tradisi budaya yang ada di Tuban dan saat ini berada dalam masa-masa kritis. Nyaris punah karena tidak ada yang melestarikan.
Sandur merupakan kesenian tradisional yang langka, bernuansa mistis, dan magis yang dimainkan oleh empat bocah sebagai penari utama. Keempat penari tersebut ditemani oleh sejumlah pria dewasa sebagai pemain musik, panjak horem dan lain sebagainya.
Mungkin karena banyaknya budaya-budaya baru yang masuk ke Indonesia sangat besar pengaruhnya bagi kesenian lokal seperti Sandur ini. Sebuah kesenian yang eksotis dari Bumi Tuban ini semoga mendapat perhatian dari pemerintah dan berbagai pihak agar bisa membantu tetap melestarikan keberadaannya di tengah banyaknya hiburan modern pada saat ini.
3. Tayub
Tayub menjadi salah satu budaya yang sangat terkenal, khususnya di wilayah Kecamatan Kerek, kabupaten Tuban. Pasalnya di daerah ini disebut sebagai pusatnya Tayub di Tuban.
Tayup mengandung unsur keindahan dan keserasian gerak. Tayub adalah sebuah tarian yang mana gerakannya mirip dengan Jaipong. Unsur keindahan di Tayub diikuti dengan kemampuan penari dalam melaknkan tari yang dibawakan.
Anggota yang ikut dalam kesenian ini terdiri dari sinden, penata gamelan serta penari khususnya wanita. Pelaksanaan acara dilaksanakan pada tengah malam antara jam 21.00 – 03.00 pagi.